KEASLIAN

Kalau Anda ditawari sebuah produk yang palsu dan asli, mana kiranya yang Anda pilih? Kalau saya sendiri menjatuhkan pilihan pada yang asli daripada yang palsu. Jika Anda disuguhi produk yang instan, gampang rusak dan yang awet, kiranya yang mana kau pilih? Kalau saya sendiri akan memilih yang awet ketimbang yang gampang rusak.

Pilihan saya insya Allah mewakili kemauan manusia secara universal. Kalau kemudian ada orang yang memilih yang palsu dan cepat rusak bukan karena dorongan dari hati nuraninya, tetapi boleh jadi karena ada keterbatasan finansial untuk membeli produk yang asli.

Jika saya membeli onderdil untuk sepeda motor yang perlu diganti, bengkel biasanya menawarkan pada saya onderdil yang asli dan imitasi, saya terpaksa memilih onderdil yang imitasi karena jauh lebih murah dari yang asli. Bayangkan, kalau ada perjaka yang hendak mencari jodoh, mereka tentu menjadi yang masih perawan (suci) ketimbang yang sudah “terenggut” keperawanannya.

sederhana

Keaslian bukan hanya kemauan universal manusia, bahkan itulah entitas sejati manusia, yang asli dan abadi. Manusia mendapatkan tiupan ruh yang kudus, abadi, dan berbalutkan kedamaian tanpa batas. Disanalah manusia telah merasakan surga. Begitu juga kondisi ruhani yang dialami oleh manusia ketika masih berada di rahim, tepat saat berada dalam alam ruh, mereka berada dalam damai tanpa batas. Dan saat lahir ke dunia, dia memasuki dunia baru, bagi yang tidak berpegang pada warisan nilai surgawi yagn pernah diusung saat di alam rahim, justru dunia menjadi gerbang neraka. Disanalah manusia akan selalu menyapa derita demi derita, melangkah dari satu kegelapan ke kegelapan berikutnya. Continue reading