JUJUR ITU HEBAT

jujurlahKPK mensoasialisikan tagline “berani jujur hebat!” Mengapa jujur dibilang hebat, karena jujur itulah inti agama. Manakala kejujuran sudah tak lagi diagungkan, maka hancurlah esensi agama. Karena kebenaran tak hanya bergerak di ranah nilai-nilai, konsep, dan teori yang terpapar dengan indah, tetapi juga harus memantul dalam realitas kehidupan masyarakat.

Walau jujur nampak mengalami defisit bahkan langka, setiap orang semakin merindukan kejujuran. Hanya saja kerinduan itu diharapkan pada oknum di luar dirinya, padahal kejujuran nasional tak pernah bisa mewujud tanpa diawali kejujuran individual. Bermodal kejujuran, manusia akan selalu terkoneksi dengan sisi bening dalam dirinya, tak ayal karya yang ditelurkan akan berhiaskan kedamaian. Akan tetapi, tanpa diramu dengan kejujuran, karya tidak akan pernah mewariskan makna indah ke dalam dirinya.

Di saat kita sedang mengapung dalam krisis kejujuran, maka harus muncul dorongan dari dalam diri sendiri untuk berlaku jujur. Karena kejujuran akan selalu membawa dan membekaskan ketenangan ke dalam jiwa, dan orang jujur tanpa disadari telah terkoneksi dengan sosok jujur, seperti Abu Bakar as-Shiddiq, sehingga dia akan selalu merasa surga dalam hidupnya.

Berbeda halnya, orang yang telah meraup segala kemewahan duniawi, akan tetapi hidupnya dihiasi dusta dan tipu muslihat, maka dia akan selalu dikejar monster gelap dalam dirinya sendiri. Mungkinkah orang menemukan ketenangan tatkala dikejar musuh kebahagiaan, yang ‘meradang’ dalam dirinya sendiri? Apa prinsip-prinsip yang harus ditanamkan agar kejujuran tumbuh dalam diri kita?

Pertama, jujur sebagai pemantik cahaya dalam perjalanan menuju kebahagiaan. Dengan kejujuran orang akan selalu menyapa cahaya, bahkan orang jujur sendiri akan menjadi cahaya bagi orang sekitarnya. Kita memahami, di akhir zaman ini, orang telah dikepung oleh materi duniawi melimpah, tetapi minus kejujuran. Tak ayal, keberlimpahan materi duniawi alih-alih membuat orang menyerap ketenangan, malah terpenjara dalam derita. Bukankah kebahagiaan hanya bisa diakses melalui nilai-nilai murni yang menyembur dalam batin, salah satunya kejujuran? Kemewahan yang tuna-nilai akan menggiring manusia dalam kehampaan.

Dengan bermodalkan kejujuran, manusia telah menghimpun kekayaan dalam dirinya. Karena jujur telah membangun rumah ketenangan dalam diri, dan tenang inilah adalah cermin kebahagiaan surgawi. Karena jujur sendiri tidak mengaitkan pada kepentingan diri yang gelap, dia lebih bertekun pada kepentingan Tuhan. Padahal tak ada kepentingan Allah pada kemanusiaan ini kecuali meluasnya kebahagiaan.

Walau orang secara materi amatlah sederhana, tetapi hidupnya dihiasi kejujuran, maka dia akan selalu berada dalam ketenangan. Saking pentingnya kejujuran Allah mengajak kita untuk bersahabat dengan orang yang jujur. “Wahai orang beriman bertakwalah pada Allah dan hendaklah kamu bersama orang yang jujur.” (QS. At-Taubah [9]: 119)

Kedua, jujur membuat masa depan menjadi terang. Hari ini sangat berkait-kelindan dengan masa lalu, dan masa depan bertalian dengan masa kini. Kalau Anda ingin mendapati masa depan yang cerah, gemilang, dan penuh bahagia, maka berlakulah yang terbaik di hari ini. Perlu menancapkan kesadaran sabda dari langit, “jika engkau berbuat baik, kebaikan akan menghampirimu, jika kau berbuat buruk maka keburukan akan menimpamu.” (QS. Al-Isra’ [17]:7).

Berangkat dari konsepsi tersebut, didapati spirit bahwa setiap perilaku dan perbuatan akan memberikan atsar dalam kehidupan kita. Nasib Anda sebagai rangkaian dari kebiasaan Anda, dan kebiasaan sebagai realisasi dari pikiran. Jujur harus diteguhkan dalam paradigma hidup terlebih dahulu, sehingga memantul dalam perbuatan sehari-hari. Misalnya, menyadari jujur tidak akan membuat manusia akan tampil anggun di hadapan Allah. Dan siapa yang anggun di hadapan Allah, maka dia akan selalu dalam damai. Dan orang yang hatinya dipenuhi kedamaian akan selalu bisa menebarkan ketenangan di hati orang lain.

Ketiga, sadarilah dusta tidak akan pernah menambah rezeki Anda. Dusta didorong oleh kekhawatiran manusia akan rezeki, ada sepercik ‘kepercayaan’ bahwa dengan dusta orang bisa menambah rezeki. Dia mengamati orang yang berperilaku jujur, malah tersudut dalam kemiskinan. Dan mendapati orang yang berlumur dengan dusta hidupnya berbalutkan kemewahan. Apalagi melihat para koruptor yang mengendarai mobil-mobil mewah, semua didulang dengan sikap dustanya.

Dust tidak akan pernah bisa menambah rezeki, sebagaimana halnya jujur tidak akan bisa mengurangi rezeki yang ditetapkan Allah pada kita. Hanya saja, jika Anda berlaku jujur, rezeki yang berada di tangan Anda bernilai halal, dan kalau berlaku dusta akan bernilai haram.

Anda boleh jadi pernah mendengar kisah menyentuh ini. Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab hendak menghadiri musyawarah di sebuah masjid dengan membawa kuda yang bagus. Melihat Sayyidina Umar bin Khattab tiba mengendarai kuda, ada seorang pemuda menghampirinya, berkehendak untuk merawat kuda yang dibawa Sayyidina Umar ra. Dia mengangkat pelana, sambil kuda itu diikatkan ke sebuah pohon, lalu dimandikan. Melihat perilaku pemuda yang cekatan dan berperangai baik, Sayyidina Umar ra berniat hendak memberikan uang 1000 dirham pada pemuda itu selesai rapat nanti.

Setelah beliau selesai rapat, keluar dari masjid mendapati kudanya sudah tidak mengenakan pelana, dan pemuda tadi telah menghilang. Pelana dicari, ternyata sudah dijual di sebuah pasar seharga 1000 dirham. Demi melihat kenyataan itu, Sayyidina Umar bin Khattab ra berdawuh “andaikan pemuda itu bersabar, justru dia akan mendapati 1000 dirham yang halal.”

Jika keyakinan terpatri kuat dalam hati, bahwa dusta tidak bisa menambah rezeki, kecuali orang akan mendapati rezeki yang haram, niscaya setiap orang tidak akan pernah berlaku dusta dalam mencari rezeki.

Jujur menjadi karakter yang langka di akhir zaman ini. Karena itu marilah kita berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang jujur. Karena kejujuran akan membuat orang selalu mendapati cahaya kebahagiaan dalam berproses, bisa menerangi masa depannya, dan terakhir bisa mengawal manusia untuk mendapatkan rezeki yang halal. Intinya orang yang berbalutkan kejujuran telah membuat dirinya selalu dalam damai dan bahagai setiap saat.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Leave a comment